Konjiki no Word Bagian 3 Sihir dan Kekuatan Sihir

Hiiro meninggalkan istana dan pergi ke jalanan, merenungkan apa yang harus dilakukan selanjutnya.
(Maka sekarang, mengumpulkan informasi terlebih dahulu adalah suatu keharusan di RPG)

Secara teknis, dia bisa bertanya pada Raja dan semacamnya, tapi ada resiko unutk terseret ke dalam sesuatu yang tidak terduga dan menjadi tidak bisa meninggalkan negeri ini saat ia berlama-lama di sana.
Oleh karena itu dia meninggalkan tempat itu secepat mungkin. Selain itu, di sana ada empat orang yang sangat bisa diandalkan. Dia menyimpulkan kalau dia tidak diperlukan.

(Pertama-tama, apa maksud dari ‘Sihir Kata’ yang berada di kolom sihir di ‘Status’ milikku …? Aku merasa kalau itu bukan atribut.)

Mengakses pengetahuannya dari game dan buku, dia juga mengingat istilah Guild saat memikirkan tentang sihir. Sang Raja memberitahunya kalau Guild ada di dunia ini.
Hiiro memutuskan untuk bertanya pada warga kota tentang lokasi Guild. Dengan demikian, dia jadi tahu kalau itu dekat dari sini.
Dia menuju ke sana untuk mendaftar sebagai seorang petualang untuk sekarang. Hidup dan mengembara di sini tidaklah gratis. Entah bagaimana ia harus menyimpan uang.
Omong-omong, uang di dunia ini bisa disimpan di kartu Guild.
Kemungkinan juga bisa membayar dengan menggunakan kartu itu. Itulah yang warga kota ajarkan padanya.
Baca lebih lanjut

Bagian 17 Barbarian Armor

“Oh, yah, jika ini bukan si nak perisai. Sudah hampir satu minggu, ya.” (Oyaji)

Setelah kembali ke istana kota, kami langsung pergi menuju ke kawasan perbelanjaan.
Namun, untuk beberapa alasan, mulut Oyaji jadi terbuka lebar ketika ia melihat Raphtalia.

“Padahal kita tidak bertemu sebentar …, dan lihatlah seberapa cantiknya kau sekarang.” (Oyaji)
“Haah?” (Naofumi)

Apa yang dia katakan? Mengapa Oyaji menggumam tak jelas seperti ini?

“Kau telah tumbuh dengan baik …, ini sangat berbeda dengan dirimu yang sebelumnya yang memiliki kulit pucat dan kurus itu.” (Oyaji)
“Tolong jangan berbicara seakan-akan aku jadi gemuk.” (Raphtalia) Baca lebih lanjut

Bagian 16 Persiapan untuk Gelombang Bencana

Persyaratan untuk Rope Shield telah terbuka.
Persyaratan untuk Pikyu Pikyu Shield telah terbuka.
Persyaratan untuk Wood Shield telah terbuka.
Persyaratan untuk Rock Shield telah terbuka.
Persyaratan untuk Butterfly Shield telah terbuka.
Persyaratan untuk Pipe Shield telah terbuka.
DLL …

Rope Shield
Kemampuan tersegel … Bonus peralatan: Kemampuan「Air Strike Shield」

Pikyu Pikyu Shield
Kemampuan tersegel … Bonus peralatan: Teknik Perbaikan Senjata Tingkat Pemula 1
Baca lebih lanjut

Bagian 15 Ciri dari Setengah Manusia

Kami secara bergantian untuk tidur sampai pagi menjelang.
Sekitar tengah hari, terjad sebuah insiden.
Saat kami sedang berburu Usapiru yang muncul di hadapan kami.

“Ah …” (Raphtalia)

*pokin*

Pisau yang berada di tangan Raphtalia patah.

“Tunjukkan padaku.” (Naofumi)

Mau bagaimana lagi. Pisau ini telah melakukan tugasnya dan hancur setelah membunuh Usapiru terakhir yang sedang menggerogoti lenganku.

“Maafkan aku.” (Raphtalia)
“Tidak ada yang abadi. Jadi ini tidak terelakkan bagi pisau ini untuk pecah.” (Naofumi)

Ini pisau yang murah, belum lagi pisau ini tidak pernah dipoles.

“Kita istirahat sebentar di sini sebelum kembali ke kota.” (Naofumi)
“Baik.” (Raphtalia)
Baca lebih lanjut

Bagian 14 Mengambil Sebuah Nyawa

Setelah keluar dari padang rumput, kami tiba di sepanjang pinggiran antara gunung dan hutan.
Cara bertarung Raphtalia telah meningkat dratis berkat pengalamannya, dan pergerakannya juga jadi lebih terampil.
Pengumpulan tanaman obat kamu juga berjalan dengan baik. Para monster terus-terusan muncul dan memberikan kami exp, sedangkan barang-barang kami jadi penuh dengan semua barang yang dijatuhkan monster itu.
Kemudian ‘itu’ terjadi.
Sebelumnya kami hanya bertarung dengan monster yang terlihat bohongan. Tapi sekarang, akhirnya kami bertemu dengan makhluk pertama yang berbentuk binatang.

Kelinci coklat … berkepala satu?
Usapiru.
Itu sungguh nama yang aneh.

“Pyo!?” (Usapiru)
Baca lebih lanjut

Bagian 13 Obat

Matahari telah terbenam dan malam menjadi dingin. Ini hampir waktunya untuk perut Raphtalia berbunyi. Meninggalkan barang-barang kami di penginapan, kami pergi ke restoran terdekat untuk makan.
Kami barusan makan beberapa camilan.
Raphtalia mendapatkannya dari toko yang tidak dikenal, meskipun Aku tidak tahu apa enaknya dari itu.
Ya ampun, Aku butuh suatu cara untuk menggemukkan dompetku. Kurasa berkemah akan menjadi rencana kami mulai dari sekarang.
Jadi, Aku akan membiarkanmu makan sampai kenyang untuk sekarang!

“Coba lihat, Delia-set untuk dua orang dan Neapolitan.” (Naofumi)
Baca lebih lanjut

Konjiki no Word Bagian 2 Teman Sekelas

Beberapa pertanyaan muncul. Dia menyadari kalau levelnya ada satu. Jika dunia ini seperti RPG, ini maklum saja, karena dia masih belum bertarung dengan orang lain.
Tapi kenapa MP-nya sangat tinggi? Mungkin ini adalah keuntungan dari menjadi penjelajah dunia, yang memiliki kekuatan sihir yang tinggi seperti yang baru saja diinformasikan.

Omong-omong, HP itu merujuk ke ketahanan, MP adalah kekuatan sihir, EXP adalah pengalaman dan NEXT ditujukan untuk nilai pengalaman yang dibutuhkan untuk level selanjutnya. ATK, DEF, AGL, HIT, dan INT adalah masing-masing simbol untuk kekuatan serangan, pertahanan, kelincahan, kesempatan kena serangan, dan kecerdasan. Ini adalah tanda yang sering digunakan dalam game.

Dia terkejut pada AGL-nya yang tinggi, tapi yang paling membuatnya terkejut adalah ini:
Pengamat yang Tidak Berdosa
Ini benar-benar menunjukkan kalau dia hanya ikut terseret bersama dengan keempat Pahlawan. Dengan kata lain, dia bukanlah seorang Pahlawan, tapi hanya orang biasa.
Meskipun dia juga cemas dengan sihirnya, ia lebih memikirkan tentang bagaimana cara untuk menjelaskan situasi ini.
Baca lebih lanjut

Bagian 12 Apa yang Kau Punya adalah Milikku

Sekitar tengah hari, Aku membuka mataku dan Raphtalia ada di sana menungguku.

“Apakah kita akan pergi ke istana kota? *Uhuk*” (Raphtalia)
“Ha ha.” (Raphtalia)

Dia batuk lagi.
Aku menyerahkan ‘obat rutin’ tanpa bicara dan Raphtalia mengambilnya sambil cemberut.
Setelah itu, ini waktunya untuk mampir ke apotek untuk melakukan beberapa bisnis.

“Fumu … kualitasnya tidak begitu buruk. Yuusha-sama, apa kau terbiasa dengan ilmu farmasi?” (Apoteker)

Semenjak Aku bukan lagi orang yang asing di toko ini, Aku mampun menangkap pada beberapa produksi obat itu.

“Tidak, ini adalah p Baca lebih lanjut

Konjiki no Word Bagian 1 Diseret ke Dunia Lain

Okamura Hiiro dengan tenang menganalisa pemandangan yang berada di hadapannya itu. Di sana berdiri orang-orang yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Selain itu, beberapa orang berpakaian seperti seorang pendeta yang sangat jarang ditemui di Jepang dan di antara mereka ada juga seorang gadis yang mengenakan gaun merah muda.
Dia memeriksa sekelilingnya dengan melihat sekitarnya. Bagunannya bermodel atrium, sehingga ia bisa melihat keluar dengan baik meskipun dia duduk sekalipun.
Tapi, karena dia bisa melihat sebuah gunung di kejauhan sana dan tidak hanya permukaannya, dia menyimpulkan kalau dia sedang dalam ketinggian yang cukup tinggi.

Bangunanya itu seperti sebuah menara. Langit-langitnya disangga oleh bermacam tiang dan lukisan yang tak dikenal dan aneh yang terdapat di tiang itu. Itu adalah lukisan misterius seperti seni lukisan dinding Mesir.

Apa yang dia kenali adalah empat orang yang berada di dekatnya, yang mengenakan seragam sekolah yang sama.
Mereka adalah teman sekelasnya, tapi dia tidak pernah berbicara dengan mereka. Jadi, kenapa dia berada di sini dengan mereka?

Sebuah lingkaran sihir yang seperti di sebuah game tergambar di lantai di bawah kakinya.
Orang-orang yang asing, sebuah pemandangan yang tidak dikenal dan sebuah lingkaran sihir.
Dia kurang lebih bisa menebak apa yangs sedang terjadi dengan situasi ini.
Dan gadis yang mengenakan gaun membenarkan hal itu dengan kata-katanya.
“Saya, saya menyambut anda, para Pahlawan!” (Gadis Bergaun)
Ya, ini adalah sesuatu yang disebut dengan dunia lain.

Hingga saat ini, ia berada di sekolah. Melewatkan kelas dengan tidur seharian di atap, lalu dia kembali ke kelas untuk mengambil tas saat sudah pulang sekolah. Di sana ia menemuka keempat orang ini.

Seperti biasanya, dia pergi menuju ke bangkunya tanpa melihat mereka. Mereka sedikit cemberut saat melihat dia, tapi dia mengabaikan mereka seperti halnya dia tidak peduli.
Tapi kemudia, sebuah cahaya terang menyebur keluar dari bawah kakinya. Kelima orang yang ada, termasuk Hiiro, terdiam di tempat karena kejadian yang terlalu tiba-tiba itu.
Semuanya berubah menjadi putih di hadapannya dan setelah itu, dia menemukan dirinya dalam situasi saat ini.

Para pendeta itu bersorak riang. Bergembira dengan mengatakan “Ya!” dan “Ini berhasil!”, para pendeta itu mengabaikan mereka berlima, yang sedang bingung dengan apa yang baru saja terjadi.
Namun, mereka semua terlihat seperti sedang kelelahan dan mereka berkeringat seakan-akan mereka baru saja lari maraton.
Di lain pihak, gadis yang memiliki rambut oranye yang panjangnya sampai ke pinggul, yang membuatnya tidak berpikir kalau dia adalah orang Jepang. Secara keseluruhan dia itu cantik, memiliki mata yang besar dan fitur wajah yang menggemaskan.
Tidak diragukan lagi, dia enak untuk dipandang.

Sama seperti para pendeta itu, gadis itu menunjukkan senyum lebar. Kemungkinan besar mereka berlima dipanggil tanpa ditanyai.

Dia harusnya tidak pernah membayangkan tentang kemungkinan kalau ia akan mengalami hal seperti ini. Meskipun sejauh ini Hiiro tetap tenang, sebagian dari dirinya masih menolak untuk mempercayainya.
Yang lain sepertinya merasakan hal yang sama tentang pemanggilan mereka karena wajah mereka menunjukkan kalau mereka tidak bisa memahami dengan apa yang terjadi dengan mereka. Kemudian, salah satu dari mereka bicara.

“Pa-pahlawan? Apa maksudmu?” (Taishi)

Laki-laki yang bernama Aoyama Taishi itu memiliki rambut yang disemir, tapi memiliki ekspresi tegas dan aura yang lembut.
Untuk menambahkan, dia itu tinggi dan tampan, jadi sangat populer di kalangan para gadis di kelasnya.

Gadis itu menundukkan kepalanya dengan gugup pada pertanyaan Taishi.

“Ah, mohon maaf! Yang Mulia akan menjelaskan masalah ini pada anda! Jadi, tolong ikuti saya!” (Gadis Bergaun)

Dia terlihat menyesal saat ia mengatakan itu. Di lihat dari dekat, dia terlihat pucar. Sulit untuk mengetahuinya dari senyumannya yang tadi, tapi sama seperti para pria itu, wajahnya juga berkeringat, mungkin kelelahan karena pemanggilan.
Sepertinya Taishi mengetahui tentang kondisinya dan berpikir kalau akan lebih baik untuk mendengarkannya untuk sekarang daripada berlama-lama di sini, karena dengan melakukan itu mungkin bisa membuat gadis itu istirahat.
Taishi bertukar pandangan dengan yang lain kecuali dengan Hiiro dan mengangguk.

“Baiklah. Setidaknya aku cukup tahu tentang apa yang sedang terjadi pada kami, tapi kami akan mendengarkan apa yang akan kau katakn.” (Taishi)

Sepertinya keempat lainnya juga mengerti dengan situasi mereka.
Dengan begitu, mereka berlima mengarah Ruang Singgasana, tempat sang Raja berada, dengan bimbingan gadis itu. Hiiro tidak lupa untuk mengamati area saat perjalannya.

Dilihat dari warna rambut dan mata pelayan dan tentaranya, yang ditempatkan di sana dan sini, dia sekali lagi menyimpulkan kalau ini bukanlah Jepang.
Bangunan yang barusan mereka tempati memang benar sebuah menara dan berdiri di tengah-tengah istana yang besar.

“Ohh, aku sangat menghargai kedatangan kalia, para Pahlawan.” (Raja)

Orang yang duduk di singgasana mengatakan hal itu dengan senyum yang menyegarkan. Tidak perlu untuk memberitahunya kalau mereka datang tidak dengan kemauan mereka sendiri.

“Aku yakin kalian pastinya bingung dengan keadaan yang tiba-tiba seperti ini. Tapi tenanglah, aku akan menjelaskannya dengan benar sekarang.” (Raja)

Setelah mengatakan itu, dia memulainya dengan pengenalan diri.

Nama kerajaannya adalah Victorias dan sang Raja menyatukan ‘Humas’ dari Edea, dari dunia ini di sini. Benua ini dibagi dan setiap ras memiliki negara mereka sendiri.
Yang disebut ‘Gabranth’ adalah ras yang memiliki bagian tubuh seperti hewan seperti ‘Werewolf’ atau ‘werecat; dan tinggal di Pasion, negeri dari para binatang.
Demikian pula dengan ‘Evila’, yang diketahui sebagai setengah manusia, yang rasnya terdiri dari ‘Iblis’ dan ‘Hantu’ dan tinggal di Xaoc, negeri para iblis.
Terakhir, ‘phoem’ adalah ras yang terdiri dari ‘Peri’ dan ‘Roh’, tapi mereka tidak memiliki negeri sendiri. Mereka tinggal di sebuah pemukiman kecil yang hanya ada sedikit dari mereka yang berkumpul. Hampir tidak ada orang yang pernah melihat mereka, karena mereka tidak berinteraksi dengan ras lain.

Dan di hadapan mereka duduk Rudolp van Strauss Arcliam, sang Raja yang menyatukan Victorias.
Di sampingnya duduk sang Ratu, Maris dan sang gadis, yang membimbing mereka, adalah putri pertama, Lilith.

‘Humas’, ‘Gabranth’ dan ‘Evila’. Di antara ketiga ras ini terdapat suatu tensi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Terutama Raja Iblis dari Xaoc yang berencana untuk menghancurkan ‘Humas’ dan ‘Gabranth’.
Sepertinya dia berpikir kalau hanya rasnya saja yang cocok untuk memerintah serikat Edea dengan kekuatan besar milik mereka. Jadi dia berusaha untuk membuat dunia yang semata-mata untuk ‘Evila’ dengan melenyapkan ‘Humas’ dan ‘Gabranth’.

Memang benar ‘Evila’ memiliki kekuatan sihir yang sangat besar dan memilik kekuatan yang terlalu brutal.

Sihir ada di dunia ini dan tak perlu dikatakan lagi, semakin kuat kekuatan sihirnya, makin kuat juga sihirnya itu. Para ‘Humas’ juha memiliki kekuatan sihir, tapi bisa dibilang kekuatan sihir milik ‘Humas’ itu rendah.
Tentu saja sihir bukanlah segalanya dalam pertempuran, tapi sihir yang digunakan oleh ‘Evila’ cukup kuan dan manusia tidak memiliki harapan mengalahkannya. Bahkan untuk iblis kelas rendah mereka sudah kesulitan.
Bahkan seorang petualang kelas tinggi yang berasal dari guild petualang harus membentuk sebuah tim untuk melawan ‘Evila’.

Sang Raja takut kalau mereka akan dihancurkan cepat atau lambat pada tingkat ini dan mempertimbangkan untuk menghancurkan ‘Evila’ sebelum itu terjadi. Oleh karena itu, mereka menggunakan sihir pemanggilan, yang terlah disegel dan dianggap sebagai sihir kuno.
Tapi sihir itu disegel dengan beberapa alasan. Hal ini menunjukkan kalau sihir pemanggilan itu tidak mahakuasa.

Sihir pemanggilan mengkonsumsi banyak kekuatan sihir dan jika digunakan oleh orang yang tidak berbakat, akan menghasilkan resiko untuk ‘memantul’ dan membuat pengguna kekuatan sihir itu lepas kendali.
Pada dasarnya, sihir pemanggilan hanya bisa digunakan oleh keluarga kerajaan, tapi itu tidak berarti kalau siapa pun bisa menggunakannya selama mereka anggota kerajaan.
Kegagalan selalu menghasilkan gangguan mental karena terkena kekuatan sihir yang sangat besar itu, atau kadang-kadang bahkan kematian.
Itu bukanlah sihir pemanggilan yang sederhana. Itu adalah sihir sesat yang membuka jalan ke dunia lain sehingga yang menggunakan itu menanggung risiko yang layak juga.
Jadi, Raja Rudolph memilik sebuah ide. Dia memilik banyak putri, lalu ia menyuruh mereka untuk menggunakan sihir pemanggil.
Kalau seperti ini, ‘Humas’ akan dimusnahkan. Untuk menghindari itu, sangat diperlukan untuk memanggil para Pahlawan dari dunia lain dengan segala cara. Dan buku kuno menceritakan sebuah dongeng tentang para Pahlawan yang dipanggil di masa lalu dan menyelamatkan ‘Humas’ dari bencana yang sangat menggerikan.

Para Pahlawan memiliki kekuatan sihir yang sangat luar biasa dan dapat menggunakan kemampuan fisik dan sihir yang tidak pernah terbayangkan oleh ‘Humas’. Dengan mengetahui hal ini, Rudolph meneguhkan hatinya dan meminya para putrinya. Tapi, putri keempat dan ketiga gagal dan kehilangan nyawa mereka karena ‘pantulan’.

Mendengarkan penjelasan dari sang Raja, Hiiro terbakar amarahnya. Tapi bicara sekarang akan membuat masalah ini jadi lebih sulit, jadi dia menutup mulutnya itu.

Sang Ratu menyesalkan kematian para putrinya, tapi dia menikahi keluarga kerajaan dan ia adalah orang luar, jadi dia tidak memiliki darah kerajaan dan tidak bisa menggunakan sihir pemanggilan. Dan berikutnya adalah putri kedua.

Dia berhasil lolos dari kematian, tapi dia terbaring di tempat tidur dan masih tidak sadarkan diri sampai sekarang. Tinggal Lilith dan Rudolph yang bisa menggunakan sihir pemanggilan. Karena mereka tidak sanggup melihat kegagalan lagi, ia memutuskan untuk melakukannya sendiri.
Namun, semua orang menentang hal itu. Dengan kehilangan sang Raja, tiang penyangga dari negeri ini, adalah apa yang menyebabkan kehancuran langsung untuk ‘Humas’ oleh ‘Evila’.
Lilith mengerti akan hal itu dan menawarkan diri untuk negeri ini. Dia ketakutan, sangat ketakutan, tapi kalau seperti ini semuanya akan menghilang. Jika dia tahu kalau dia akan segera mati, maka dia lebih suka memilih sendiri kapan ia harus mati dengan kehendaknya sendiri.
Dia melakukan upacara pemanggilan dengan perasaan ini.

Upacaranya diadakan bersama dengan para pendera dan kekuatan sihir milik Lilith sebagai mediumnya. Lilith merasa kesadarannya memudar selama upacara berlangsung dan saat ia mau menyerah, berpikir kalau dia juga tidak cukup baik, lingkaran sihirnya memancarkan cahaya yang terang.
Dan kemudia kelima orang itu pun muncul.

“Begitu, ya. Jadi kau membawa kami ke sini untuk melindungi ‘Humas’ dari ‘Evila’.” (Taishi)

Aoyama Taishi mengangguk beberapa kali sambil mendengarkan penjelasan.

“Ya. Menurut data, jumlah orang yang terpanggil adalah empat orang. Mh? Kalau dilihat-lihat, aku baru menyadari, ada … lima orang dari kalian.” (Raja Rudolph)

Benar sekali. Kali ini ada lima orang yang terpanggil. Sang Raja melihat cedekiawan terdekat sambil menunjukkan ekspresi bingung. Cendekiawan itu membenarkan kacamatanya dengan bingung.

“Sa-saya pun tidak tahu! Tapi saya rasa, mereka semua adalah Pahlawan …?” (Cendekiawan)
“Mhm … Kalau begitu kita hanya perlu mencari tahu. Kalian semua, tunjukkan kemampuan kalian.” (Raja Rudolph)

Rudolph mengatakan hal itu, tapi Hiiro dan yang lainnya memiringkan kepalanya dengan bingung.

“Mh? Ada apa? Jangan bilang kalau kalian tidak mampu untuk menunjukkan kemampuan kalian?” (Raja Rudolph)

Taishi menjawab sebagai perwakilan mereka dengan “Benar sekali”.

“Ucapkan ‘Status’ dalam pikiranmu.” (Raja Rudolph)

Mereka semua melakukan seperti yang dikatakan. Tentu saja Taishi mengucapkannya juga. Setelah itu layar status seperti sebuah game muncul di hadapannya.

Hiiro Okamura
LVL 1
HP 24/24
MP 120/120
EXP 0
NEXT 10
ATK 13
DEF 8
AGL 27
HIT 11
INT 23
Ciri Sihir Tidak Ada
Sihir Sihir Kata (Rangkaian Tunggal Terbuka)
Julukan Pengamat Tidak Berdosa Penjelajah Dunia Ahli Kata